Universitas Komunis Internasional?

Hai, kali ini aku coba untuk membahas salah satu topik yang agak tabu di Indonesia, yaitu komunis. Sebagian dari kita akrab dengan cerita-cerita komunis yang bersifat kejam sejak kita duduk di bangku sekolah. Dalam mata pelajaran sejarah tentu kita tahu bahwa dulu komunis menjadi salah satu ideologi yang diusung oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI. PKI kemudian menjadi salah satu partai terbesar di masa itu. Namun, pernahkah kalian sangka bahwa dulu ada Universitas Komunis di Moskow!

Universitas ini bernama Kommunističeskij Universitet trudjašihsja Vostoka disingkat sebagai KUTV. Dalam bahasa Inggris, universitas disebut dengan The Communist University of the Toilers of The East atau Universitas Komunis Pekerja dari Timur. Sekolah ini disebut juga dengan Far East University (Universitas Timur Jauh) dan Stalin School (Sekolah Stalin).[1] Tentu saja pendirian KUTV bukan tanpa alasan tertentu. Rusia sebagai aktor utama berupaya untuk menyebarkan ideologi komunisme ke berbagai negara, tidak terkecuali kawasan Asia.



(Sumber: https://alchetron.com/Communist-University-of-the-Toilers-of-the-East)

Pendirian KUTV adalah salah satu upaya mereka. KUTV didirikan pada 21 April 1921 oleh Communist International (Comintern) untuk melatih simpatisan komunis di negara-negara yang dijajah. Kurikulum yang diajarkan di sekolah ini tentu saja berisi pengetahuan yang “berbau kiri”. Beberapa ilmu yang diajarkan di KUTV adalah teori marxisme, organisasi partai, dan propaganda.[2]

Cukup menarik, bukan? Terlihat banget kalau Rusia benar-benar ingin ideologi mereka menyebar dan menandingi ideologi yang dominan saat itu. Adanya KUTV yang menargetkan negara-negara terjajah merupakan bukti Rusia sedang mengambil “peluang” untuk menyingkirkan dominasi negara-negara barat. Seperti yang kita ketahui, kebanyakan penjajah berasal dari negara-negara barat. Meski tidak semua penjajah bersikap buruk, namun keberadaan mereka tentu saja menekan kebebasan masyarakat lokal di wilayah yang dijajah. Contohnya, saat kerajaan Belanda menjajah Indonesia, masyarakat Indonesia tidak bisa bepergian dengan bebas (meski masih di Indonesia), karena ada beberapa tempat seperti hotel milik orang kulit putih yang dilarang untuk dikunjungi bagi warga pribumi.

Hal ini tentu saja menimbulkan perasaan kesal dan tidak suka dari pribumi. Bagaimana mungkin warga lokal dibatasi untuk bepergian di tanahnya sendiri? Rasa tidak suka kepada “orang asing” yang mengambil alih segala sumber daya di wilayah yang dijajah pasti muncul dari sisi warga lokal (masyarakat yang dijajah). Nampaknya, hal ini berhasil ditangkap oleh komunis dengan menargetkan “orang-orang dari negara terjajah” untuk mengikuti KUTV, dengan menjadikan nilai-nilai komunisme lebih baik dari nilai-nilai yang dibawa oleh barat yaitu kapitalisme. Nah, menariknya lagi, beberapa tokoh penting dalam sejarah Indonesia merupakan lulusan KUTV, yaitu Datuk Tan Malaka, Iwa Koesoemasoemantri, dan Semaun. 

Sayangnya, KUTV tidak bertahan lama. Sekolah ini ditutup sekitar tahun 1938. Penutupan sekolah ini disebabkan skandal politik internal berkaitan dengan revolusi Iran yang menyeret siswa dan alumni KUTV sendiri (khususnya alumni Persia asal Iran).[3] Hilangnya KUTV sebagai tempat "pengkaderan" berideologi komunis ditambah dengan Uni Soviet yang runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara- kecil, nampaknya membuat popularitas komunisme merosot tajam hingga sekarang, ya?



[3] Lana Ravandi Fadai, “Red Mecca” - The Communist University for Laborers of the East (KUTV): Iranian Scholars and Students in Moscow in the 1920s and 1930s. DOI: 10.1080/00210862.2015.1058640

Komentar

Postingan Populer